Sabtu, 27 April 2013
IDE DAN PELUANG DALAM BERWIRAUSAHA
Tidak semua perubahan akan membawa perbaikan, tapi tanpa perubahan
tidak akan pernah ada perbaikan. Untuk melakukan perubahan, diperlukan
keberanian
1. Ide Kewirausahaan
Menurut Zimmerer, ide-ide yang berasal dari wirausaha dapat menciptakan
peluang untuk memenuhi kebutuhan riil di pasar. Ide-ide itu menciptakan
nilai potensial di pasar sekaligus menjadi peluang usaha. Dalam
mengevaluasi ide untuk menciptakan nilai-nilai potensial (peluang usaha),
wirausaha perlu mengidentifikasi dan mengevaluasi semua resiko yang
mungkin terjadi dengan cara :
1. Mengurangi kemungkinan resiko melalui strategi yang proaktif
2. Menyebarkan resiko pada aspek yang paling mungkin
3. Mengelola resiko yang mendatangkan nilai atau manfaat
Ada tiga resiko yang dapat dievaluasi, yaitu :
1. Resiko pasar atau persaingan
2. Resiko financial
3. Resiko teknik
Kreativitas sering kali muncul dalam bentuk ide untuk menghasilkan barang
dan jasa baru. Ide bukanlah peluang dan tidak akan muncul bila wirausaha
tidak mengadakan evaluasi dan pengamatan secara terus menerus.
Bagaimana ide bisa menjadi peluang? Jawaban atas pertanyaan ini,
diantaranya :
1. Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan caracara/
metode yang lebih baik untuk melayani dan memuaskan
pelanggan dalam memenuhi kebutuhannya.
2. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa baru
IDE DAN PELUANG DALAM BERWIRAUSAHA 2
3. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi pekerjaan yang dilakukan
atau cara melakukan suatu pekerjaan
2. Sumber Peluang Potensial
Agar ide-ide potensial menjadi peluang bisnis yang riil, maka wirausaha harus
bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang secara terus-menerus.
Proses penjaringan ide atau disebut screening merupakan suatu cara terbaik
untuk menuangkan ide potensial menjadi produk dan jasa riil. Adapun
langkah dalam penjaringan ide dapat dilakukan sebagai berikut ;
1. Menciptakan produk baru dan berbeda
2. Mengamati pintu peluang
3. Analisis produk dan proses produksi secara mendalam
4. Menaksir biaya awal
5. Memperhitungkan resiko yang mungkin terjadi
3. Orientasi Eksternal dan Internal
Keingintahuan dan minat pada apa yang terjadi di dunia merangsang
orientasi eksternal. Orientasi internal merangsang penggunaan sumber daya
- sumber daya pribadi untuk mengidentifikasi peluang venture baru.
Orientasi Eksternal didapat dari :
1. Konsumen
2. Perusahaan yang sudah ada
3. Saluran distribusi
4. Pemerintah
5. Penelitian dan Pengembangan
Orientasi Internal didapat dari :
Tiga Tahap penggunaan sumber daya – sumber daya internal yaitu :
IDE DAN PELUANG DALAM BERWIRAUSAHA 3
1. Analisa konsep hingga bisa terdefinisi dengan jelas, termasuk
penguraian masalah yang perlu dipecahkan
2. Penggunaan daya ingat untuk menemukan kesamaan dan unsur-unsur
yang nampaknya berhubungan dengan konsep dan masalahmasalahnya
3. Rekombinasi unsur-unsur tersebut dengan cara baru dan bermanfaat
untuk memecahkan masalah-masalah dan membuat konsep dasar bisa
dipraktekkan
Proses inovasi :
1. Wirausahawan melihat adanya kebutuhan
2. Mengumpulkan data dan mendefinisikan konsep-konsep
3. Menguraikan masalah-masalah
4. Menggunakan daya ingat untuk mencari kesamaan
5. Menemukan kesamaan dan gagasan yang berhubungan
6. Melihat bagaimana menggabungkan kesamaan dan gagasan yang
berhubungan
7. Mencari pemecahan sementara
8. Meneliti pemecahan dengan hati-hati
9. Bergerak terus jika semuanya baik
10. Mencapai keberhasilan
4. Sumber Gagasan Bagi Produk dan Jasa Baru :
Kebutuhan akan sumber penemuan
Membuat inovasi baru
Sesuai keahlian
Hobi atau kesenangan pribadi
Menyesuaikan dengan kebutuhan sekitar
Memanfaatkan koneksi dan relasi
Mengamati kecenderungan-kecenderungan
Mengamati kekurangan-kekurangan produk dan jasa yang ada
IDE DAN PELUANG DALAM BERWIRAUSAHA 4
Mengapa tidak terdapat ?
Kegunaan lain dari barang-barang biasa
Pemanfaat produk dari perusahaan lain
Usaha Warisan
Ikut-ikutan
Coba-coba
5. Pemilihan Bidang Usaha
Ada beberapa hal yang bisa Anda gunakan sebagai patokan awal dalam
memilih suatu bidang usaha yang akan Anda tekuni dalam jangka panjang:
1. Lihat karakter usaha Anda dan sesuaikan dengan karakter pribadi Anda
Anda perlu mengenali karakter bidang usaha Anda. Tujuannya adalah untuk
melihat apakah karakter dasar Anda sesuai dengan karakter usaha Anda.
2. Lihat apakah Anda menyukai usaha tersebut
Merupakan syarat mutlak bahwa seseorang harus menyukai usaha yang
akan digelutinya. Kenyataan menunjukkan bahwa rasa suka pada usaha
akan membuat seseorang lebih giat, tekun, dan pantang menyerah dalam
menjalankannya sehingga nantinya akan membuahkan hasil yang baik.
Disini, memulai usaha dari hobi bisa menjadi pertimbangan Anda. Karena
hobi biasanya merupakan suatu hal yang disukai, maka hobi bisa berpotensi
menjadi usaha yang berhasil. Tentunya dengan berbagai tambahan analisa
lainnya.
3. Lihat apakah Anda mampu menjalankan usaha tersebut
Sangat penting bagi kita untuk mengukur kemampuan diri dengan tujuan
untuk melihat apakah kita mampu menjalankan usaha tersebut. Kita bisa
mengukur kemampuan kita dengan mengadakan beberapa analisa atau
riset sederhana mengenai usaha tersebut, kemudian hasilnya dibandingkan
IDE DAN PELUANG DALAM BERWIRAUSAHA 5
dengan kemampuan kita. Beberapa poin dalam analisa atau riset yang bisa
dijadikan ukuran kemampuan kita adalah :
Kemampuan modal usaha kita
Kemampuan dalam hal keahlian kita
Kemampuan kita membagi waktu (terutama bagi Anda yang masih
kuliah)
Kemampuan kita untuk mengimbangi dinamika dunia usaha sekaligus
mengantisipasi persaingan yang ketat
Dan lain-lain
4. Analisis risk-return dan potensi pengembangan usaha tersebut
Dalam memilih bidang usaha yang Anda geluti, sudah pasti Anda harus
memperhitungkan berapa pengembalian modal (return) yang akan Anda
dapatkan dari usaha tersebut. Hasil perhitungan tersebut haruslah
dibandingkan dengan ririko-risiko yang mungkin terjadi. Jika dari perhitungan
awal saja, usaha tersebut sudah nampak tidak layak dijalankan, buat apa
Anda memaksakan diri? Hal lain yang perlu dilihat adalah kemungkinan
bidang usaha tersebut untuk terus berkembang baik dari segi besaran pasar
maupun kemungkinan terciptanya cabang-cabang bidang usaha yang
saling berkaitan. Contohnya tumbuhnya industri ponsel mendorong
banyaknya toko ponsel, aksesoris ponsel, kios voucher isi ulang, download
ringtone dan sebagainya. Hati-hati jika Anda memilih bidang usaha yang
meskipun Anda kuasai betul, namun sudah tampak jenuh atau cenderung
menyusut pasarnya. Bisa-bisa usaha Anda akan sulit berkembang nantinya.
6. Proses Perencanaan dan Pengembangan Produk :
• Tahap Gagasan
• Tahap Konsep
• Tahap Pengembangan Produk
IDE DAN PELUANG DALAM BERWIRAUSAHA 6
• Tahap Uji Pemasaran
• Tahap Komersialisasi
•
•
Tahap-tahap pendirian usaha
7. Produk Yang Sesuai Untuk Perusahaan Kecil
Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan kecil untuk
penciptaan suatu produk :
Untuk pemilihan produk, perusahaan harus memperhatikan pada
sumber daya uang, tenaga kerja dan fasilitas yang dimiliki.
Pemilihan segmen pasar yang memungkinkan.
Untuk produk atau proses yang disuplai kepada perusahaan lain
hendaknya sangat kecil volumenya sehingga tidak menarik minat para
pelanggannya untuk memproduksinya sendiri.
Tingginya nilai tambah. Keuntungan harus lebih besar dari biaya.
Rentang waktu yang diperlukan untuk penyelesaian produk atau proses.
8. Arti Penting Orientasi Pemasaran
Penyebab gagalnya bisnis kecil adalah kurangnya penjualan dan
kurangnya daya saing
Wirausahawan harus berorientasi konsumen
9. Kegagalan Didalam Memilih Peluang Bisnis Baru
Kurangnya obyektivitas
Kurangnya kedekatan dengan pasar
Pemahaman kebutuhan teknis yang tidak memadai
Diabaikannya kebutuhan finansial
Kurangnya diferensiasi produk
Gagas
an
Kelayakan
Pelaksanaa
Prestasi
IDE DAN PELUANG DALAM BERWIRAUSAHA 7
Pemahaman terhadap masalah-masalah hukum yang tidak memadai
Peluncuran usaha baru
Yang harus dilakukan oleh wirausahawan adalah :
• Mempertahankan sikap obyektivitas dan selalu mencari gagasan bagi
produk atau jasa
• Dekat dengan segmen pasar yang ingin dimasuki
• Memahami persyaratan teknis dari produk atau proses
• Menelusuri secara mendetail kebutuhan finansial bagi pengembangan
dan produksi
• Mengetahui kendala hukum yang diterapkan pada produk atau jasa
• Menjamin bahwa produk atau jasa menawarkan keuntungan tertentu
yang membedakannya dari pesaing
• Melindungi gagasan kreatif melalui hak paten, hak cipta, merek
dagang dan merek jasa
Bahan ini disadur dan disarikan dari:
Masykur Wiratmo, 1994, Kewirausahaan: Seri diktat kuliah, Gunadarma,
Jakarta.
Mas’ud & Mahmud Machfoedz, 2004, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Winardi, 2003, Entrepreneur & Entrepreneurship, Kencana, Jakarta.
Rambat Lupiyoadi, 2007, Entrepreneurship: From mindset to strategy,
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Suryana, Kewirausahaan, 2006, Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju
Sukses, Salemba Empat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar